Logo web color

1. Pendahuluan

Sebagai bahan evaluasi dan pengembangan suatu lembaga, diperlukan adanya riwayat dari suatu lembaga itu sendiri, terutama yang menggambarkan tentang kronologis dan berbagai aktifitas yang diselenggarakannya. Dibawah ini kami susun sejarah singkat PPI 04 CJR (Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur) sebagai sarana informasi untuk para pembaca. Keberadaan Pesantren Persatuan Islam merupakan realisasi nyata dari rencana jihad (program kerja) yang telah dicanangkan oleh Persatuan Islam (PERSIS) sebagaimana termaktub dalam Qanun Asasi dan Qanun Dakhili PERSIS. Dan merupakan rencana kerja yang paling pokok disamping kegiatan Tabligh dan kegiatan kemasyarakatan lainnya dalam upaya agar umat Islam kembali kepada syari’ah Islam yang berlandaskan Quran dan Sunnah, tidak terjerumus ke dalam lembah kejumudan yang mengarah pada pembentukan manusia-manusia yang kehidupannya diliputi oleh khurafat, takhayul, bid’ah, syirik dan musyrik yang disengaja telah dihembuskan dan dikembangsuburkan oleh para colonial dan para antek-antek sejak berabad-abad lamanya. Dari sejak didirikannya Persatuan Islam dengan pesantrennya, berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama dan harus melewati berbagai hambatan dan rintangan yang sangat berat, terutama yang datangnya dari para tradisional yang jumlahnya cukup banyak, dan merasa sudah mapan dalam beragama serta khawatir akan adanya pembaharuan dan pemurnian syari’at Islam agar sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah.

2. Kronologis Pendirian

Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur secara kronologis terbagi kedalam beberapa fase:

Masa revolusi (tahun 1930-1974)

Kegiatan kepesantrenan secara khusus belum dapat diselenggarakan saat itu, masih bersifat pembinaan untuk anak-anak berupa pengajian, baik di majlis maupun dirumah-rumah. Disamping harus melaksanakan berbagai kegiatan da’wah, juga dituntut untuk ikut bergerilya dalam upaya merebut kemerdekaan Indonesia.

Masa pembenahan (tahun 1959-sekarang)

Sebagai pusat kegiatan pembinaan dan da’wah yang dilaksanakan di majlis (wakaf Abah Sanim-Pabuaran) yang berlokasi di Cikidang (sebagai cikal bakal pesantren PERSIS kelak; saat itu). Sebagai realisasi dari rencana jihad dalam upaya mempersiapkan generasi yang Tafaqqohu fi- Dien, maka pada tanggal 1 Agustus 1947 dibuka Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur untuk tingkat Diniyyah (setara SD) dengan kondisi:
  • Asatidzah; ust. U. Mukhtar, ust. A. Damanhuri, dan ust. A. Mansyur.
  • Waktu belajar; pukul 16:00 s.d. 17:00.
  • Jumlah santri; 50 orang
  • Kondisi bangunan; bilik bambu.
  • Peralatan yang tersedia; dua buah papan tulis, dan lesehan (bahasa Sunda: ngadapang)
  • Kurang mendapat perhatian masyarakat, bahkan sering mendapat gangguan dan ancaman dari pihak yang tidak senang dengan PERSIS, bahkan sering terjadi adu fisik. Tetapi tak mengurangi semangat asatidzah dan para santrinya.
 

Masa penataan tahap pertama (tahun 1952-1954)

Ust. Syarif Sukandi yang diberikan kepercyaaan untuk mengelola pesantren, melakukan penataan-penataan, baik kelembagaan maupun mahajinya (kurikulum). Dan pada saat itu menyelenggarakan kepanduan dengan nama (شبّان اليوم Syubbanul Yaum) yang saat itu masih langka. Dalam kondisi masyarakat yang masih belum memberikan dukungan, pesantren yang dipimpin dan dikelolanya, berupa terus melakukan penataan-penataan dan perbaikan. Yang pada akhirnya pesantren pun mulai menampakkan prospeknya yang cukup menggembirakan, dan mulailah dirintis pengajuan permohonan untuk mendapatkan nomor pesantren ke Pusat Pimpinan PERSIS yang berkedudukan di Bandung untuk pengakuan sebagai cabang.  

Masa penataan tahap lanjutan (tahun 1956-1959)

Pada masa ini telah mendapat pengesahan dari PP PERSIS dengan nomor empat (4) dan mendapat pengakuan dari Kantor Departemen Agama Kabupaten Cianjur sebagai Madrasah Wajib Belajar.  

Masa pembenahan (tahun 1959-sekarang)

Pada tahun 1959 para tokoh dan pimpinan cabang PERSIS Cianjur, mendapat kabar bahwa Pesantren PERSIS no. 1 yang berkedudukan di Bandung (Jl. Pajagalan no.14) yang pada waktu itu dipimpin oleh K.H.E. Abdurrahman akan menugaskan lulusan mu’allimien untuk membantu pesantren di berbagai daerah terutama di daerah-daerah yang dipandang sebagai daerah rawan, termasuk didalamnya ust. A. Ghazaly (kelahiran Cianjur, putranya bpk. Didi Bojongherang) akan ditugaskan ke Pamanukan (sebagaimana permohonan dari PC PERSIS Pamanukan). Mengingat daerah Cianjur pun sangat memerlukan ust. A. Ghazaly, maka tokoh PERSIS Cianjur yang diwakili oleh ust. U. Mukhtar, ust. A. Mansyur, bpk. Edi, bpk.Mamad Darmawisastra, bpk. Tatang Wirasasmita, dan bpk. Didi (bapaknya ust. A. Ghazaly) datang menghadap kepada K.H.E. Abdurrahman agar menugaskan ust. A. Ghazaly ke Cianjur. Setelah adanya kesepakatan dari kedua belah pihak, antara K.H.E. Abdurrahman selaku ketua umum PP PERSIS (dan Pesantrennya) dengan pihak tokoh/para pimpinan PC PERSIS Cianjur yang telah menghadap beberapa kali. Itulah sejarah singkat PPI 04 CJR dan pengembangannya dari dulu sampai sekarang. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk ikhwatu ieman. Untuk informasi selengkapnya, bisa dilihat melalui artikel kami di wikipedia (Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur). (RR)
Scroll to Top